THE GAMBYONG DIARIES

The gambyong Diaries

The gambyong Diaries

Blog Article

Sebelumnya, sebagian besar penari berasal dari keluarga kerajaan yang terpilih. Setelah mengalami perkembangan dan didukung oleh zaman yang semakin maju, tarian dibuka untuk berbagai kalangan yang ingin menarikan dan mempelajarinya.

Gambyong (bahasa Jawa: ꦒꦩ꧀ꦧꦾꦺꦴꦁ) merupakan salah satu bentuk tarian Jawa klasik yang berasal dari wilayah Surakarta dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. Gambyong bukanlah satu tarian saja melainkan terdiri dari bermacam-macam koreografi, yang paling dikenal adalah Tari Gambyong Pareanom (dengan beberapa variasi) dan Tari Gambyong Pangkur (dengan beberapa variasi).

Dalam Gambyong, kendang merupakan alat yang utama. Kendang memberikan ketukan dan ritme dari tabuhan pemainnya. Dengan irama yang teratur, gerakan tari akan selaras dan terlihat serasi. Tak hanya menggunakan iringan seperangkat gamelan, Gambyong juga diiringi dengan nyanyian sinden yang merdu.

Terciptanya tari gambyong berasal dari tarian tayub yang lebih dulu ada. Tarian tayub umumnya digelar pada upacara panen atau saaat proses menanam padi.

Gambyong merupakan salah satu tarian menyambut tamu yang lahir dari Surakarta. Tak hanya memiliki 1 gerakan saja, ternyata tarian ini terdiri dari bermacam-macam jenis. Meskipun demikian, Gambyong hanya memiliki one gerakan dasar bernama taledhek/tayub.

Kemudian, fungsi selanjutnya dari tari Gambyong adalah sebagai sarana hiburan. Tari gambyong akan dipentaskan atau ditampilkan ketika ada hari ulang tahun kenegaraan, pesta pernikahan maupun syukuran khitanan.

Sejarah wayang orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara read more tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan.

Kelembutan gerakan tersebut menggambarkan keindahan dan kehalusan watak perempuan Jawa, ditambah dengan tatapan teduh penari pada jari-jari mereka yang bergerak lembut menambah keindahan pada gerakan tarian ini.

Disamping itu, penari juga mengenakan selendang berwarna kuning keemasan yang dikenakan di atas bahu sebagai penambah kesan keselarasan dan estetika. Masyarakat setempat percaya bahwa warna kuning memiliki arti kekayaan dan warna hijau merupakan lambang kesuburan. Riasan para penari juga disesuaikan dengan riasan khas Jawa yang memberi simbol kelembutan. Selanjutnya mengenakan sanggul untuk penataan rambut yang identik dengan Jawa.

Meskipun tari Gambyong adalah tari tradisional yang sudah ada sejak lama, tetapi tari Gambyong masih terus berkembang saat ini. Hal ini karena masih banyak masyarakat yang tertarik untuk mempelajari tari Gambyong dan menikmati pementasan dari tari Gambyong.

Sementara itu properti yang dipakai tari gambyong Retno Kusumo adalah sampur. Alat ini merupakan kain panjang yang diikatkan di bagian perut.

Apapun yang terkait dengan style, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.

Ciri khas yang pertama adalah bagian dari tari gambyong. Tari ini memiliki tiga bagian, yaitu awal, isi, serta akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta, bagian tersebut disebut dengan istilah maju beksan, beksan dan mundur beksan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dulunya tarian ini dipelajari oleh perempuan-perempuan kerajaan yang memiliki watak anggun dan lembut, hingga pada saat ini masyarakat umum pun juga bisa mempelajari tarian ini dengan bebas.

Report this page